Selasa, 30 April 2024

Peran Pemerintah Dalam Mendukung Peningkatan Pendapatan Warga Sungsang Melalui Kekayaan Laut

Ebing Karmiza

Adi Firansyah

Banyuasin II merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. Kota Sungsang adalah ibu kota dari Kecamatan Banyuasin II dan merupakan sebuah kota pesisir yang sedang berkembang pesat. Kecamatan Banyuasin II sering lebih dikenal dengan nama Sungsang. Lokasinya berada di wilayah paling ujung Sumatera Selatan, dan Kota Sungsang juga dekat dengan perbatasan provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Meskipun baru berusia sekitar 20 tahun, Kabupaten Banyuasin telah memiliki banyak keanekaragaman dalam bidang pariwisata dan tradisi. Sungsang terkenal sebagai daerah perairan yang kaya akan keanekaragaman alam, di mana pengunjung dapat melihat burung migran dan lumba-lumba. Pengunjung disarankan menggunakan speedboat untuk menjelajahi daerah ini, dan akan disambut oleh lumba-lumba dan burung migran asal Siberia. Kehadiran burung migran hanya terjadi sekali dalam setahun, antara bulan Oktober hingga Desember, atau saat air surut di mana burung migran dapat mencari makan di lumpur.

Banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri telah mengunjungi Sungsang. Akses ke Sungsang dapat dilakukan melalui darat atau laut. Untuk akses laut, dapat melalui Sungai Musi di bawah Jembatan Ampera menggunakan speedboat. Sedangkan akses darat memiliki jarak 93 km dari Kota Palembang, dengan waktu perjalanan sekitar 2-3 jam. Selama perjalanan, kita akan melihat banyak pohon kelapa yang diekspor ke beberapa negara, termasuk Thailand.

Sungsang merupakan dusun tertua di pesisir timur Banyuasin, wilayah administratif yang disebut Banyuasin II, terdiri dari 17 desa, dengan daerah Sungsang sebagai Ibu Kota Kecamatan Banyuasin II. Luas daerah Sungsang adalah 3.632 kilometer persegi, lebih dari lima kali luas dari negara Singapura. Sementara 16 desa lainnya memiliki beragam suku seperti Jawa, Sunda, Bugis, dan lain-lain.

Keunggulan daerah Sungsang terletak pada melimpahnya hasil laut serta keindahan pemandangan, terutama burung migran dari Siberia yang hanya datang sekali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober hingga Desember saat air laut surut. Kedatangan burung ini sangat dinanti-nantikan oleh masyarakat setempat maupun wisatawan yang berkunjung.

Di daerah Sungsang, terdapat beragam jenis ikan laut, kepiting rawa, berbagai macam udang, serta berbagai jenis terasi. Bahkan, anak-anak hiu juga dijual di sini. Para warga menjual dan menawarkan berbagai produk tersebut kepada pengunjung yang berkunjung ke daerah ini. Selain itu, terdapat makanan khas seperti kerupuk dan kemplang udang yang dijual seharga Rp50.000/kg-60.000/ kg, serta makanan khas Sumatera Selatan lainnya seperti pempek udang, tekwan udang, dan lain-lain, yang dijual oleh para nelayan di Sungsang. Hal ini menjadikan banyak orang tertarik untuk mengunjungi daerah ini. Selain itu juga ada jenis ikan asin dengan berbagai macam jenis Ikan, seperi ikan asin pari dan ikan lainnya.

Selain sebagai nelayan, warga Sungsang juga bekerja sebagai pengepul daun nipah, pedagang, dan buruh. Namun, yang paling menarik menurut penulis adalah adanya pasar di tengah laut. Ketika ingin berbelanja, pengunjung harus menaiki perahu terlebih dahulu untuk mencapai pasar tersebut. Hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Sungsang.

Menurut salah satu nelayan, hasil laut di daerah Sungsang seringkali tidak maksimal karena dipengaruhi oleh kondisi angin dan gelombang laut. Selain itu, kendala lainnya adalah tidak semua nelayan memiliki kapal besar yang memungkinkan mereka untuk melaut lebih jauh dan lebih lama di tengah laut. Sebagian nelayan hanya menggunakan perahu kecil, sehingga hasil tangkapannya pun tidak optimal. Dalam satu minggu, mereka hanya mampu menghasilkan sekitar 500.000-600.000 rupiah. Namun, hasilnya berbeda bagi nelayan yang memiliki kapal besar. Mereka dapat menghasilkan uang puluhan juta rupiah dalam sekali melaut, dan mereka bisa melaut selama dua minggu hingga satu bulan penuh. Ini menunjukkan bahwa kapal besar memberikan keuntungan yang lebih besar dalam hal hasil tangkapan dan pendapatan bagi nelayan di daerah Sungsang.

Daerah Sungsang di Banyuasin memiliki potensi besar sebagai wilayah penghasil perikanan. Namun, agar potensi ini dapat dioptimalkan, diperlukan dukungan yang kuat dari pemerintah. Berikut adalah hasil analisis mengenai pentingnya dukungan pemerintah bagi Sungsang:

1.    Dukungan Modal dan Kapal Lebih Besar.

Pemerintah perlu memberikan bantuan modal dan kapal yang lebih besar kepada nelayan di Sungsang. Kapal yang lebih besar akan memungkinkan nelayan untuk melaut lebih jauh dan lebih lama, sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan mereka. Hal ini akan membantu meningkatkan pendapatan nelayan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

2.      Diversifikasi Produk Perikanan.

Pemerintah harus membantu dalam pengembangan hasil laut di Sungsang agar tidak hanya bergantung pada produk seperti kelempang udang, ikan asin, atau ikan giling. Diversifikasi produk perikanan akan membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan nilai tambah bagi hasil laut. Ini bisa termasuk pengembangan produk olahan, seperti makanan siap saji, produk olahan laut, atau produk mewah seperti seafood eksklusif untuk pasar ekspor.

3.      Inovasi Produk dan Peluang Bisnis.

Pemerintah juga harus mendorong inovasi produk perikanan yang lebih menjanjikan dan berkelanjutan bagi warga Sungsang. Ini dapat dilakukan melalui dukungan riset dan pengembangan, pelatihan tentang teknik pengolahan dan pemasaran produk, serta fasilitasi akses ke pasar yang lebih luas baik di dalam negeri maupun internasional. Sebagai contoh, produk perikanan berbasis inovasi seperti makanan laut organik, makanan laut olahan dengan nilai tambah tinggi, atau produk laut yang dikemas secara unik dapat menjadi peluang bisnis yang menarik bagi warga Sungsang.

Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, Sungsang memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perikanan yang berkembang dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal dan daerah sekitarnya.

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar