Sabtu, 16 September 2023

DRAMA KOREA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERILAKU REMAJA

 



          PENDAHULUAN

        Drama Korea (K-Drama) telah menjadi fenomena global yang populer, terutama di kalangan remaja. Dengan cerita-cerita yang menarik dan produksi yang berkualitas tinggi, drama Korea mampu menarik perhatian penonton dari berbagai belahan dunia. Di Indonesia, popularitas drama Korea terus meningkat, dan penggemarnya mencakup berbagai kelompok usia, termasuk remaja. Namun, dengan popularitas yang besar, muncul pertanyaan tentang dampak dari drama Korea terhadap perilaku remaja. Drama Korea tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga dapat mempengaruhi cara remaja memandang dunia, mengembangkan nilai-nilai, dan berinteraksi dengan orang lain.

Beberapa studi dan pengamatan telah mencoba untuk menyelidiki pengaruh drama Korea terhadap perilaku remaja. Beberapa efeknya dapat bersifat positif, seperti meningkatkan minat pada budaya Korea, memperluas pengetahuan tentang kehidupan di Korea, dan membuka pikiran terhadap tema-tema universal seperti persahabatan, cinta, dan pertumbuhan pribadi. Namun, ada juga potensi dampak negatif. Beberapa drama Korea mungkin memunculkan standar kecantikan yang tidak realistis atau menampilkan gaya hidup yang mungkin tidak selalu sehat. Selain itu, penonton yang terlalu terpaku pada drama Korea dapat menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar, mengorbankan waktu untuk aktivitas fisik, belajar, atau interaksi sosial langsung.

Penting untuk memahami bahwa dampak dari drama Korea dapat bervariasi tergantung pada individu, latar belakang, dan cara mereka menanggapi konten tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mempromosikan pemahaman yang seimbang dan kritis terhadap apa yang ditonton oleh remaja, serta membuka saluran komunikasi untuk membahas tema-tema yang muncul dalam drama Korea.

KAJIAN TEORI

Drama Korea, atau yang sering disebut K-Drama, adalah bentuk hiburan televisi yang berasal dari Korea Selatan. Ini mencakup berbagai genre seperti roman, komedi, aksi, fiksi ilmiah, sejarah, dan banyak lagi. Drama Korea umumnya disajikan dalam bentuk seri televisi dengan beberapa episode yang berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.

Karakteristik Drama Korea:

a.       Kualitas Produksi Tinggi: Drama Korea dikenal dengan produksinya yang berkualitas tinggi. Dari sinematografi hingga penggunaan musik, setiap aspek produksi ditangani dengan cermat, menciptakan pengalaman visual dan auditif yang menarik.

b.      Pengembangan Karakter yang Mendalam: K-Drama sering kali menekankan pada karakter-karakter yang kompleks dan evolusi emosional. Ini memungkinkan penonton untuk memahami dan mengidentifikasi diri dengan berbagai aspek psikologis.

c.       Alur Cerita yang Memikat: Drama Korea dikenal dengan alur cerita yang kuat dan tak terduga. Konflik, plot twist, dan hubungan antar karakter diatur dengan cermat untuk mempertahankan ketegangan dan minat penonton.

d.      Beragam Genre dan Tema: Drama Korea mencakup berbagai genre, mulai dari roman, komedi, hingga thriller psikologis. Mereka juga dapat mengangkat tema-tema seperti persahabatan, cinta, keluarga, sejarah, atau bahkan elemen supernatural.

e.       Pengaruh Budaya Korea: Drama Korea sering kali memasukkan elemen budaya Korea, termasuk tradisi, pakaian, makanan, dan bahasa. Hal ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan sehari-hari di Korea Selatan.

f.        Penerimaan Global: Drama Korea telah mendapatkan popularitas global dan diterjemahkan ke berbagai bahasa untuk menjangkau penonton internasional. Ini menciptakan fenomena budaya yang disebut "Hallyu" atau gelombang Korea.

Perilaku remaja merujuk pada segala tindakan, sikap, dan keputusan yang diambil oleh individu yang berada dalam rentang usia remaja, yaitu sekitar usia 12 hingga 18 tahun. Perilaku remaja mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, emosional, fisik, dan kognitif. Berikut adalah uraian definisi mengenai perilaku remaja:

a.       Eksplorasi dan Identitas: Perilaku remaja sering kali mencakup tahap eksplorasi dan pencarian identitas. Remaja mencoba memahami siapa mereka, apa yang mereka sukai, dan apa yang penting bagi mereka dalam kehidupan.

b.      Pengembangan Kemandirian: Ini adalah fase di mana remaja mulai mengembangkan kemandirian mereka. Mereka belajar membuat keputusan sendiri, mengelola waktu dan tanggung jawab, serta mengambil inisiatif dalam berbagai aspek kehidupan.

c.       Interaksi Sosial yang Kompleks: Perilaku remaja juga melibatkan interaksi sosial yang semakin kompleks. Mereka membangun dan memelihara hubungan dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan masyarakat sekitarnya.

d.      Pengaruh Grup Sebaya: Remaja cenderung dipengaruhi oleh teman sebaya mereka. Mereka dapat terlibat dalam kegiatan dan perilaku tertentu karena ingin diterima oleh kelompoknya.

e.       Pengalaman Emosional yang Intens: Masa remaja sering kali diwarnai oleh fluktuasi emosi yang kuat. Remaja dapat mengalami periode kegembiraan, kecemasan, depresi, dan konflik emosional lainnya.

f.        Penjelajahan dan Eksperimen: Remaja cenderung mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan, termasuk minat, bakat, nilai-nilai, dan kepercayaan. Mereka mungkin mencoba hal-hal baru dan mengalami berbagai pengalaman.

g.      Pengambilan Risiko: Kadang-kadang, perilaku remaja melibatkan pengambilan risiko, baik fisik maupun perilaku. Ini dapat mencakup eksperimen dengan obat-obatan atau alkohol, perilaku seksual yang tidak aman, atau aktivitas berbahaya lainnya.

h.      Pengaruh Lingkungan dan Budaya: Perilaku remaja juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan, termasuk keluarga, teman sebaya, sekolah, dan budaya sekitarnya.

i.        Proses Pembelajaran dan Pertumbuhan: Perilaku remaja adalah bagian dari proses belajar dan pertumbuhan menuju kedewasaan. Ini adalah tahap penting dalam perkembangan individu.

j.        Pentingnya Pendidikan dan Bimbingan: Pendidikan dan bimbingan yang tepat sangat penting dalam membimbing perilaku remaja menuju keputusan yang bijak dan pertumbuhan yang sehat.

Penting untuk diingat bahwa setiap remaja adalah individu yang unik, dan perilaku mereka dapat sangat bervariasi. Oleh karena itu, memahami dan mendukung perkembangan remaja dengan penuh pengertian dan bimbingan adalah kunci untuk membantu mereka melewati masa ini dengan sukses.

a.       Teori Identifikasi Sosial (Social Identification Theory): Teori ini menyatakan bahwa individu cenderung mengidentifikasi diri dengan karakter atau situasi dalam media yang mereka konsumsi. Dalam konteks drama Korea, remaja mungkin mengidentifikasi diri dengan karakter-karakter dalam cerita, menciptakan rasa keterhubungan dan empati. Hal ini dapat mempengaruhi cara remaja memandang hubungan, persahabatan, dan nilai-nilai tertentu.

b.      Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory): Teori ini menekankan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh observasi dan peniruan dari model-model yang ada di sekitar mereka. Drama Korea, sebagai bentuk media, dapat menyajikan model perilaku tertentu kepada remaja. Jika karakter dalam drama menunjukkan perilaku yang positif atau negatif, remaja mungkin cenderung meniru atau menolak perilaku tersebut.

c.       Teori Identitas Remaja (Adolescent Identity Theory): Teori ini berfokus pada pencarian identitas individu selama masa remaja. Drama Korea dapat memainkan peran penting dalam proses ini dengan memberikan contoh beragam identitas, nilai, dan aspirasi yang dapat diidentifikasi oleh remaja. Hal ini dapat mempengaruhi cara mereka memahami dan membentuk identitas mereka sendiri.

d.      Teori Penerimaan dan Pengolahan Informasi (Uses and Gratifications Theory): Teori ini mengatakan bahwa individu memilih dan mengonsumsi media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka sendiri. Remaja mungkin mencari hiburan, inspirasi, atau pemahaman budaya melalui menonton drama Korea. Perilaku remaja dalam mengonsumsi dan menafsirkan konten ini dapat memberikan wawasan tentang kebutuhan dan motivasi mereka.

e.       Teori Efek Terbatas (Limited Effects Theory): Teori ini berpendapat bahwa media tidak memiliki pengaruh langsung atau mendalam pada individu, dan bahwa efeknya tergantung pada faktor-faktor kontekstual dan penerimaan individu. Ini berarti bahwa dampak drama Korea pada perilaku remaja dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti latar belakang individu, pengalaman hidup, dan interpretasi pribadi.

f.        Teori Pengaruh Media Terhadap Citra Tubuh (Media Influence on Body Image Theory): Teori ini menunjukkan bahwa media, termasuk drama Korea, dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap citra tubuh dan standar kecantikan. Jika drama Korea menampilkan standar kecantikan tertentu, ini dapat mempengaruhi bagaimana remaja menilai dan memandang diri mereka sendiri.

Dalam menyelidiki dampak drama Korea terhadap perilaku remaja, penting untuk mempertimbangkan interaksi kompleks antara faktor individu, sosial, dan budaya. Hasil dari pengaruh drama Korea dapat bervariasi antara individu, dan kajian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dengan lebih mendalam bagaimana fenomena ini mempengaruhi remaja secara keseluruhan.

DRAMA KOREA DAN PERILAKU REMAJA

Drama Korea (K-Drama) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku remaja di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berikut adalah uraian mengenai dampak dari Drama Korea terhadap perilaku remaja:

a.       Peningkatan Minat terhadap Budaya Korea: Drama Korea sering kali menjadi jendela bagi remaja untuk memahami budaya Korea, termasuk bahasa, pakaian tradisional, makanan, dan kebiasaan sehari-hari. Hal ini dapat memicu minat dalam belajar lebih lanjut tentang budaya Korea.

b.      Pengembangan Keterampilan Bahasa Korea: Banyak remaja yang menjadi tertarik untuk mempelajari bahasa Korea setelah terpapar kepada Drama Korea. Ini dapat memicu minat pada pembelajaran bahasa asing dan memperluas keterampilan komunikasi mereka.

c.       Pengaruh pada Gaya Hidup dan Mode: Drama Korea sering kali menampilkan tren mode dan gaya hidup yang menarik bagi remaja. Mereka mungkin mencoba meniru gaya berpakaian atau tata rias yang mereka lihat dalam drama.

d.      Pengaruh pada Standar Kecantikan: Drama Korea dapat memengaruhi persepsi tentang standar kecantikan, terutama dengan menampilkan aktor dan aktris dengan penampilan yang dianggap menarik. Hal ini dapat memengaruhi persepsi diri dan membentuk citra tubuh remaja.

e.       Pengaruh pada Hubungan Sosial: Drama Korea sering mengangkat tema-tema persahabatan, cinta, dan hubungan keluarga. Penonton mungkin mencari inspirasi dari karakter dalam drama untuk memahami dan mengatasi tantangan hubungan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

f.        Pemahaman tentang Masalah Sosial dan Emosional: Drama Korea sering kali mengangkat isu-isu sosial dan emosional yang relevan dengan remaja, seperti tekanan akademik, persaingan, dan konflik emosional. Ini dapat membantu remaja memahami dan mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.

g.      Pengaruh pada Prioritas dan Tujuan Hidup: Drama Korea sering menampilkan karakter yang memiliki tujuan dan impian yang kuat. Ini dapat memotivasi remaja untuk menetapkan tujuan dan bekerja keras untuk mencapainya.

h.      Pengaruh pada Pengetahuan Sejarah dan Budaya: Drama Korea sejarah seringkali mengangkat kisah-kisah dari masa lalu Korea. Ini dapat memperluas pengetahuan remaja tentang sejarah dan budaya Korea.

i.        Peningkatan Kreativitas dan Ekspresi Diri: Menonton Drama Korea juga dapat memotivasi remaja untuk mengekspresikan diri mereka sendiri melalui seni, menulis, atau bahkan mengejar karir di industri hiburan.

Penting untuk diingat bahwa sementara Drama Korea dapat memiliki dampak positif, pengawasan orang tua dan pendidik tetaplah penting. Diskusi terbuka tentang apa yang ditonton dan bagaimana tema-tema dalam drama diterapkan dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan hal yang sangat dianjurkan.

Drama Korea, meskipun populer dan menghibur, juga dapat memiliki dampak negatif terhadap perilaku remaja. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi:

  1. Standar Kecantikan Tidak Realistis: Drama Korea sering menampilkan aktor dan aktris dengan penampilan yang dianggap sangat menarik dan sering kali tidak mencerminkan variasi kecantikan alami. Hal ini dapat membuat remaja merasa tidak puas dengan penampilan mereka sendiri atau bahkan mengalami tekanan untuk mencapai standar kecantikan yang tidak realistis.
  2. Pengaruh Terhadap Gaya Hidup Tidak Sehat: Beberapa drama Korea mungkin menampilkan gaya hidup yang mungkin tidak selalu sehat, seperti pola makan yang tidak seimbang, kurang tidur, atau kebiasaan yang tidak sehat lainnya. Jika ditiru tanpa pertimbangan yang tepat, ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan emosional remaja.
  3. Pengaruh pada Prioritas dan Waktu yang Dihabiskan: Menonton drama Korea secara berlebihan atau terlalu terpaku padanya dapat mengganggu waktu yang seharusnya dihabiskan untuk kegiatan lain seperti belajar, berolahraga, atau berinteraksi dengan teman dan keluarga.
  4. Idealisasi Hubungan dan Cinta: Drama Korea seringkali menggambarkan hubungan dan cinta dalam cara yang sangat romantis dan dramatis. Ini dapat menciptakan harapan yang tidak realistis tentang bagaimana hubungan seharusnya berjalan, yang bisa membuat remaja sulit untuk mengatasi konflik dan kesulitan yang muncul dalam kehidupan percintaan mereka.
  5. Pengaruh pada Kinerja Akademik: Jika menonton drama Korea mengganggu waktu belajar, hal ini dapat berdampak pada kinerja akademik remaja. Prioritas yang salah dalam alokasi waktu dapat menyebabkan penurunan hasil belajar.
  6. Mengabaikan Kewajiban Sosial dan Tanggung Jawab: Drama Korea yang menarik seringkali dapat membuat remaja terlalu terfokus pada dunia fiksi, mengabaikan kewajiban sosial, dan tanggung jawab sehari-hari, seperti membantu di rumah atau menghormati kewajiban sekolah.
  7. Kecanduan dan Gangguan Kesehatan Mental: Jika tidak diatur dengan bijak, kecanduan menonton drama Korea dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti gangguan tidur, kecemasan, atau depresi.

KESIMPULAN

Drama Korea memiliki pengaruh yang signifikan pada remaja di seluruh dunia. Drama Korea dapat mempengaruhi minat mereka terhadap budaya Korea, bahasa, dan mode, serta dapat membentuk persepsi mereka tentang standar kecantikan. Drama Korea juga seringkali mengangkat isu-isu sosial dan emosional yang relevan dengan remaja, yang dapat membantu mereka memahami dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Penting untuk diingat bahwa meskipun drama Korea dapat memberikan hiburan dan wawasan budaya yang berharga, penting juga untuk menontonnya dengan bijak dan mengimbangi dengan aktivitas-aktivitas sehat dan produktif dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua dan pendidik juga dapat memainkan peran penting dalam membimbing remaja untuk memahami dan mengatasi dampak negatif yang mungkin muncul.

 

https:/

Kamis, 22 Juni 2023

Biografi Konsultan Hukum Bima Muhammad Rizki, S.H, M.H

B

ima Muhammad Rizki, SH., MH. seorang Advokat / Pengacara yang lahir pada Banyuasin, 15 November 1995, dia merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara dari ayahnya bernama Fahrur Rozi dan Ibunya Rusmiyati, serta menyelesaikan Pendidikan S-1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Fatah dan S-2 Fakultas Hukum Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palembang.

Seorang santri alumni Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga, siapa sangka sekarang berfokus pada karirnya di Dunia Hukum dan berkecimpung menjadi seorang Penegak Hukum atau Advokat, yang mana banyak orang tahu alumni Pesantren banyak yang harus menjadi Ustadz, tuturnya “Dakwah bisa melalui apa saja profesi, profesi apapun bisa untuk mensyiarkan agama”

Mengikuti Pendidikan Profesi Advokat, Ujian Profesi Advokat serta sumpah atau Pelantikan Advokat di Pengadilan Tinggi Palembang, tepat pada tanggal 18 Maret 2021.

Tidak hanya fokus menjadi seorang Advokat, Bima Muhammad Rizki juga aktif dalam menulis karya ilmiah, beberapa karangan Buku yang telah ia terbitkan dengan harapan bermanfaat untuk masyarakat umum, baik itu bagi praktisi maupun akademisi, buku yang berjudulkan “Upaya Hukum serta Eksistensi Komite Etik Hukum Rumah Sakit, Status kedudukan Hukum Bagi ODGJ yang melakukan Tindak Pidana, dan lain-lainnya”

Bagi Bima menulis itu sangatlah penting guna menambah wawasan dan pengetahuan, dalam bidang apapun itu, karena ini merupakan sebuah investasi yang sangat mahal, karena berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw “Ingin mengejar Dunia itu harus ada Ilmu, Mengejar Akhirat pun harus ada Ilmu dan mau keduanya harus ada ilmu juga”

Betapa mulia keadaan orang-orang yang berilmu, Allah mengangkat derajat mereka sebagaimana di dalam surah al-Mujadalah ayat 11 “Niscaya Allah swt akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah maha teliti apa yang kamu kerjakan”, maka itulah yang memotivasinya untuk terus menulis dan aktif di bidang praktisi hukum.

Motivasi dari Bima Muhammad Rizki “jadilah sinar mentari yang siap menerangi sudut gelap Bumi ini” artinya jadilah orang yang bermanfaat untuk siapapun, kapanpun, dimana pun dan kepada siapapun. Menjadi cahaya disaat orang-orang merasa telah kehilangan arah dan harapan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya”

#pengacarapalembang #pengacarabanyuasin #pengacarapangkalanbalai #bandarlampung #padang #bengkulu #depok #jabodetabek


 

Kamis, 01 Juni 2023

Metode Mendidik Anak di Era Modern (Substansi Dari Teori-Teori Pendidikan)

Dr.(Can). Ebing Karmiza, S.Ud, M.Si

 Pendahuluan:

Pendidikan anak merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter dan perkembangan mereka. Ada berbagai metode pendidikan yang digunakan untuk membantu anak-anak belajar dan tumbuh menjadi individu yang berkualitas. Dalam artikel ini, kami akan mengulas beberapa metode pendidikan anak yang efektif dan bagaimana metode tersebut dapat memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran.

Kajian Teori

Metode Montessori:
Metode Montessori dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, seorang dokter dan pendidik Italia. Pendekatan ini menekankan pada kebebasan, kemandirian, dan eksplorasi anak. Dalam metode ini, anak diberikan lingkungan yang disiapkan dengan alat peraga yang spesifik untuk membantu pengembangan kognitif, fisik, sosial, dan emosional mereka. Anak memiliki kebebasan untuk memilih aktivitas yang diminati dan belajar melalui pengalaman langsung.
Metode Reggio Emilia:
Metode Reggio Emilia berasal dari kota Reggio Emilia di Italia. Metode ini menekankan pentingnya ekspresi kreatif, kolaborasi, dan dialog dalam pembelajaran anak. Dalam metode ini, guru berperan sebagai fasilitator dan anak diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka melalui berbagai media ekspresi, seperti seni, bahasa, dan musik. Lingkungan yang inspiratif dan interaksi dengan teman sebaya juga menjadi fokus dalam metode ini.
Pendekatan Pembelajaran Aktif:
Pendekatan pembelajaran aktif melibatkan anak secara aktif dalam proses pembelajaran. Metode ini mencakup strategi seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, eksperimen, dan pembelajaran berbasis masalah. Melalui pendekatan ini, anak diajak untuk berpikir kritis, berkomunikasi, dan mengembangkan keterampilan sosial serta kepemimpinan.
Metode Pendidikan Karakter:
Metode pendidikan karakter menekankan pada pembentukan nilai-nilai moral, etika, dan kepribadian yang baik pada anak. Pendekatan ini mencakup pengajaran tentang integritas, empati, kerjasama, kejujuran, dan nilai-nilai positif lainnya. Metode ini melibatkan model peran, cerita, permainan peran, dan refleksi untuk membantu anak memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Pikiran Kritis:
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis pada anak. Anak diajarkan untuk mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengevaluasi argumen, dan membuat kesimpulan yang rasional. Metode ini melibatkan diskusi, perdebatan, dan pemecahan masalah yang mendorong anak untuk berpikir secara kritis dan mandiri.

Ada beberapa teori metode pendidikan anak yang telah dikembangkan oleh para ahli pendidikan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  1. Teori Konstruktivisme:
    Teori konstruktivisme, yang dikembangkan oleh Jean Piaget, menekankan bahwa anak aktif dalam konstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan. Anak dipandang sebagai pembelajar yang aktif dan belajar terjadi melalui pengalaman langsung, eksplorasi, dan interaksi sosial.

  2. Teori Behaviorisme:
    Teori behaviorisme, yang dipopulerkan oleh Ivan Pavlov dan B.F. Skinner, menganggap bahwa perilaku anak dipengaruhi oleh rangsangan eksternal dan penguatan. Menurut teori ini, pembelajaran terjadi melalui asosiasi antara stimulus dan respons, serta melalui penguatan atau hukuman.

  3. Teori Sosial Kognitif:
    Teori sosial kognitif, yang dikembangkan oleh Albert Bandura, menekankan peran penting pemodelan sosial dalam pembelajaran anak. Teori ini berfokus pada interaksi antara faktor kognitif, sosial, dan lingkungan dalam membentuk perilaku dan pembelajaran anak.

  4. Teori Multiple Intelligences:
    Teori multiple intelligences, yang dikemukakan oleh Howard Gardner, menyatakan bahwa setiap individu memiliki kecerdasan dalam berbagai bentuk atau area. Gardner mengidentifikasi beberapa jenis kecerdasan, seperti kecerdasan verbal-linguistik, logika-matematika, visual-spatial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. Metode pendidikan yang berdasarkan teori ini menekankan pengakuan dan pengembangan berbagai jenis kecerdasan pada anak.

  5. Teori Konstruksi Sosial:
    Teori konstruksi sosial, yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky, menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran anak. Menurut teori ini, anak belajar melalui kolaborasi dengan orang dewasa dan teman sebaya. Zona perkembangan aktual anak dapat diperluas melalui bantuan dan dukungan yang tepat dari orang lain.

  6. Teori Ekologi Sistem:
    Teori ekologi sistem, yang dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner, menekankan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh sistem sosial dan lingkungan yang lebih luas. Teori ini melibatkan pemahaman tentang pengaruh keluarga, sekolah, masyarakat, dan budaya terhadap pembelajaran dan perkembangan anak.

        Penting untuk dicatat bahwa teori-teori ini tidak saling eksklusif, dan pendekatan pendidikan yang efektif seringkali mengintegrasikan berbagai teori tersebut untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang holistik bagi anak.

Di era modern yang penuh dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial, pendidikan anak juga perlu menyesuaikan diri. Berikut ini beberapa tips untuk mendidik anak di era modern:

  1. Kenali dan ikuti perkembangan teknologi: Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Sebagai orang tua, penting untuk memahami perkembangan teknologi dan mempelajari cara menggunakannya dengan bijak. Dengan memahami teknologi, Anda dapat mengawasi penggunaan gadget anak, memberikan batasan waktu, dan memastikan bahwa anak memanfaatkannya secara positif.

  2. Ajarkan literasi digital: Di era digital, penting untuk mengajarkan anak tentang literasi digital. Bantu mereka memahami cara menggunakan teknologi dengan bijak, mengenali bahaya online, dan melindungi privasi mereka. Berikan pemahaman tentang etika online, perilaku yang sopan, dan pentingnya keamanan digital.

  3. Dorong keterampilan kritis dan kreatif: Di era modern yang penuh dengan informasi, penting untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif pada anak. Ajak mereka untuk bertanya, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang mereka temui. Berikan kesempatan untuk berkreasi dan bereksperimen dengan ide-ide baru.

  4. Bangun hubungan emosional yang kuat: Meskipun teknologi dapat menjadi alat yang berguna, tetaplah memberikan perhatian dan waktu yang cukup kepada anak Anda secara langsung. Bangun hubungan emosional yang kuat dengan anak melalui interaksi tatap muka, bermain bersama, dan berbicara secara terbuka. Ini akan membantu mereka merasa didengar, dicintai, dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

  5. Ajarkan keterampilan sosial: Di era digital, keterampilan sosial masih sangat penting. Ajarkan anak tentang pentingnya komunikasi yang efektif, empati, kerjasama, dan pemecahan konflik yang baik. Berikan mereka kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung, baik di sekolah, dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau melalui kegiatan sosial lainnya.

  6. Promosikan kegiatan fisik dan kesehatan: Di era modern yang cenderung mengarahkan anak-anak pada gaya hidup yang lebih duduk dan kurang aktif, penting untuk mendorong kegiatan fisik dan menjaga kesehatan. Ajak anak untuk berpartisipasi dalam olahraga, kegiatan luar ruangan, dan membatasi waktu layar yang berlebihan.

  7. Jadilah teladan yang baik: Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, jadilah teladan yang baik bagi anak Anda. Perlihatkan sikap positif terhadap teknologi, tunjukkan etika online yang baik, dan jaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi langsung dengan anak.

Mendidik anak di era modern membutuhkan kesadaran dan penyesuaian yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan memberikan perhatian, mengajarkan keterampilan yang relevan,

Kesimpulan:
Metode pendidikan anak yang efektif memberikan pendekatan yang holistik untuk membantu anak belajar, berkembang, dan menjadi individu yang berkualitas. Metode seperti Montessori, Reggio Emilia, pendekatan pembelajaran aktif, pendidikan karakter, dan pendekatan berbasis pikiran kritis telah terbukti memberikan dampak positif dalam pembelajaran anak. Memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan anak dan menciptakan lingkungan yang mendukung merupakan kunci sukses dalam pendidikan anak yang efektif.

Minggu, 02 April 2023

Sungai Sebagai Sumber Kehidupan Masyarakat Desa

 Nama : Khansa Aulia K

NIM : 2110702014

Prodi : Ilmu Politik 

Sungai merupakan aliran air permukaan yang berbentuk memanjang dan mengalir secara terus menerus dari hulu ke hilir. Arah aliran sungai sesuai dengan sifat air, dari tempat tinggi ke tempat  rendah. Sungai bermula dari gunung atau daratan tinggi menuju ke danau atau lautan. Di Indonesia sendiri memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai yang tercatat di nasional okezone.

Desa Pangkalan Benteng adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 5.046 jiwa berdasarkan data pokok desa pada bulan 6 tahun 2022. Pembentukan desa Pangkalan Benteng sendiri terbentuk pada tahun 1897. Desa ini termasuk desa yang berkembang dengan mengikuti kemajuan zaman, layanan jaringan dan sekolah telah mengarah ke era digital. Desa ini memiliki aliran sungai yang alirannya datang dari sungai musi dengan kedalaman air berkisar 3 meter. Dengan adanya sungai, masyarakat desa pun memanfaatkan sungai tersebut dalam banyak hal atau sebagai sumber kehidupan masyarakat pada awalnya.


Sebagai nelayan adalah salah satu pekerjaan yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dengan memanfaatkan sungai, seperti mencari ikan, menjadi tempat budidaya ikan dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat pun memanfaatkan sungai sebagai MCK mereka, seperti mencuci, mandi, membuang hajat dan lain sebagainya. Sungai ini pun dimanfaatkan masyarakat sebagai aliran air untuk keperluan kebun para petani serta buruh tani. Tak hanya itu, sungai pun dijadikan sarana transportasi air dengan menggunakan perahu dayung, mengambil daun untuk membuat atap, menjajakan hasil kebun dan tangkapan para nelayan adalah salah satu contoh dari pemanfaatan sungai. Selain itu sungai pun dijadikan tempat berlabuh para pedagang ataupun nelayan luar untuk sekedar beristirahat ataupun menawarkan dagangannya. Pada masa itu jalan utama desa Pangkalan Benteng masih jalan dengan tanah merah yang licin pada saat hujan dan tidak memiliki jembatan untuk pergi ke desa sebelah. Dengan kondisi jalan yang belum di aspal dan tidak memiliki jembatan, maka masyarakat memanfaatkan sungai untuk menyeberang ke desa lain menggunakan perahu dayung walau dengan waktu tempuh yang cukup lama. 

Akan tetapi dengan adanya program Pemerintah dan Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan rumah gratis pada sekitar 2017\ 2018, pembangunan jembatan pada tahun 2012an, mck pribadi maupun umum dan perbaikan jalan aspal. Hal ini menyebabkan berkurangnya interaksi masyarakat dengan sungai sebagai sumber kehidupannya. Namun masih tetap ada beberapa masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai mata pencahariannya dan mck mereka. Dan juga karena  jalan utama desa Pangkalan Benteng telah diperbaiki dapat mempermudahkan masyarakat untuk berpergian keluar desa menggunakan trasnportasi darat. 

Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan di atas, bahwa sungai adalah sumber kehidupan bagi masyarakat desa Pangkalan Benteng, namun dengan berjalannya waktu dan pengaruh pemerintah yang berkeinginan mensejahterakan masyarakat desa seperti yang tertulis dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 menyebabkan masyarakat mengurangi interaksi dengan sungai bahkan kurang menjaga kebersihan sungai. Program yang diberikan oleh pemerintah lebih mempermudah dan membantu kesejahteraan masyarakat dengan bantuan yang masyarakat desa Pangkalan Benteng terima.



Jumat, 24 Maret 2023

Kesehatan Mental Dalam Perspektif Islam

 Dr. (Can) Ebing Karmiza, S.Ud, M.Si

    


      PENDAHULUAN

Kehidupan modern dewasa ini telah tampil dalam dua wajah yang antagonistik. Di satu sisi modernisme telah berhasil mewujudkan kemajuan yang spektakuler, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain, ia telah menampilkan wajah kemanusiaan yang buram berupa kemanusiaan modern sebagai kesengsaraan rohaniah. Modernitas telah menyeret manusia pada kegersangan spiritual.

Ironisnya, masalah kejiwaan yang dihadapi individu sering mendapat reaksi negatif dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Secara singkat lahirnya stigma ditimbulkan oleh keterbatasan pemahaman masyarakat mengenai etiologi gangguan jiwa, di samping karena nilai-nilai tradisi dan budaya yang masih kuat berakar, sehingga gangguan jiwa sering kali dikaitkan oleh kepercayaan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karenanya, masih ada sebagian masyarakat yang tidak mau terbuka dengan penjelasan-penjelasan yang lebih ilmiah (rasional dan obyektif) dan memilih untuk mengenyampingkan perawatan medis dan psikiatris terhadap gangguan jiwa. Pada masyarakat Barat modern atau masyarakat yang mengikuti peradaban Barat yang sekular, solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problem kejiwaan itu dilakukan dengan menggunakan pendekatan psikologi, dalam hal ini kesehatan mental. lalu bagaimana dalam pandangan Islam sendiri?

KAJIAN TEORITIS

Kesehatan mental sebagai salah satu cabang ilmu jiwa sudah dikenal sejak abad ke-19, seperti di Jerman tahun 1875 M, orang sudah mengenal kesehatan mental sebagai suatu ilmu walupun dalam bentuk sedarhana. Istilah “Kesehatan Jiwa(mental)” telah menjadi populer di kalangan orang-orang terpelajar, seperti istilah-istilah ilmu jiwa lainnya; misalnya kompleks jiwa, sakit saraf dan hysteria; banyak diantara mereka menggunakan kata-kata tersebut baik pada tempatnya atau tidak dalam pengertian yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah dan istilah-istilah tersebut. Apabila ditinjau dari etimologi, kata mental berasal dari kata latin mens atau mentis yang berarti roh, sukma, jiwa atau nyawa.

Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan jiwa/ mental yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan atau penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental serta memajukan kesehatan jiwa rakyat. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa (neurose) dan gejala penyakit jiwa (psikose). Jadi menurut definisi ini, seseorang dikatakan bermental sehat bila orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa yaitu adanya perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya. Malas dan hilangnya kegairahan bekerja pada seseorang. Bila gejala ini meningkat maka akan menyebabkan penyakit anxiety, neurasthenis, atau hysteria dan sebagainya. Adapun orang sakit jiwa biasanya memiliki pandangan yang berbeda dengan pandangan orang pada umumnya. Inilah yang kita kenal dengan orang gila.

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan hidup yang beragam. Namun demikian, keberagaman itu dikelompokkan menjadi dua bagian yang mendasar. Pertama, kebutuhan untuk keberlangsungan hidup dan pelestarian jenis (spesies). Kedua, kebutuhan untuk mencapai ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup. Dua kebutuhan pokok inilah yang mendorong atau memotivasi manusia melakukan aktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut.

Jika seseorang dihadapkan pada dua pengaruh motivasi yang masing-masing sama kekuatannya tetapi tujuan keduanya berlawanan, maka motivasi pertama akan menariknya ketujuan tertentu. Adapun motivasi yang lain menariknya ketujuan yang berlawanan dengan tujuan pertama. Hal ini menyebabkan perasaan bingung dalam diri seseorang karena tidak mampu memenuhi kebutuhan kedua motivasi tersebut secara bersamaan. Kondisi seperti ini membingungkan seseorang dalam menentukan pilihan di antara dua tujuan yang berbeda. Kondisi seperti ini diistilahkan sebagai konflik kejiwaan. Akibatnya orang akan mengalami depresi, stress dan gangguan mental lainnya. Apabila dibiarkan dan tak disadari oleh setiap individu sehingga menjadi parah gangguan mental dapat berujung pada langkah bunuh diri.

Al-Quran menggambarkan konflik kejiwaan ini pada orang munafik yang bimbang dan ragu dalam menentukan pilihan antara keimanan dan kekufuran, antara bergabung dengan kelompok islam dan kelompok kafir. Konflik kejiwaan yang sering dialami seseorang ditengarai oleh adanya tarik menarik antara motivasi. Antara kebutuhan organik, hawa nafsu, keinginan, dan ambisi duniawi yang harus dipenuhi di satu pihak serta motivasi agama (motivasi psikis) dan spritual dipihak lain. Motivasi agama cenderung mengontrol motivasi organik dan hasrat duniawi. Motivasi ini juga mendorong seseorang untuk menilai kecenderungan dan ambisinya dalam mengejar urusan profan. Penilaian ini didasari oleh pertimbangan untuk meraih kebahagiaan kekal dan abadi di akhirat

Merealisasikan keseimbangan antara raga dan jiwa merupakan syarat mutlak untuk menjadi pribadi normal yang dapat menikmati kesehatan jiwa. Kesehatan jiwa yang dimaksud di sini ialah jiwa yang diistilahkan dalam Al-quran sebagai an-nafs mutmainah (jiwa yang tenang). Manusia yang normal adalah seorang yang memiliki an-nafs mutmainahtersebut. Jiwa ini menitik beratkan pada aspek kesehatan dan kekuatan badan, memenuhi kebutuhan dasar dengan cara yang halal, memenuhi kebutuhan spritual dengan berpegang teguh pada akidah tauhid, mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan ibadah dan melakukan amalan soleh dan menjauhkan diri dari keburukan dan segala hal yang dapat menyebabkan Allah SWT murka. Manusia normal adalah seseorang yang menempuh jalan yang lurus dalam setiap tingkah lakunya, setiap perkataan dan perbuatannya sesuai dengan di jalan Allah SWT yang sepenuhnya tertuang dalam Al-quran yang diwejahwantahkan oleh Rasulullah SAW dalam sunnahnya.

Menurut pandangan Islam orang sehat mentalnya ialah orang yang berprilaku, pikiran, dan perasaannya mencerminkan dan sesuai dengan ajaran Islam. Ini berarti, orang yang sehat mentalnya ialah orang yang didalam dirinya terdapat keterpaduan antara perilaku, perasaan, pikiranya dan jiwa keberagamaannya. Dengan demikian, tampaknya sulit diciptakan kondisi kesehatan mental dangan tanpa agama. Bahkan dalam hal ini Malik B. Badri berdasarkan  pengamatanya berpendapat, keyakinan seseorang terhadap Islam sangat berperan dalam membebaskan jiwa dari gangguan dan penyakit kejiwaan. Disinilah peran penting Islam dalam membina kesehatan mental.

Pandangan islam terhadap kesehatan mental antara lain dapat dilihat dari peranan islam itu sendiri bagi kehidupan manusia, yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

  1. Agama islam memberikan tugas dan tujuan bagi kehidupan manusia di dunia dan  akhirat. 
  2. Ajaran islam memberikan bantuan kejiwaan kepada manusia dalam menghadapi cobaan dan mengatasi kehidupan hidupnya, seperti dengan cara shalat dan sabar. 
  3. Ajaran islam membantu orang dalam menumbuhkan dan membina pribadinya, yakni melalui penghayatan nilai-nilai ketakwaan dan keteladanan yang diberikan Nabi Muhammad saw. 
  4. Agama islam memberikan tuntunan kepada akal agar benar dalam berpikir dengan melalui bimbingan wahyu (kitab  suci Al-Quran). 
  5. Ajaran islam beserta seluruh petunjuk yang ada di dalamnya merupakan obat (syifa) bagi jiwa atau penyembuh segala penyakit hati yang terdapat dalam diri manusia (rohani). 
  6. Ajaran islam memberikan tuntunan bagi manusia dalam mengadakan hubungan yang baik, baik hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan orang lain, maupun hubungan dengan alam dan lingkungan. 
  7. Agama islam berperan dalam mendorong orang untuk berbuat baik dan taat, serta mencegahnya dari perbuatan jahat dan maksiat. 

Manusia dalam melakukan hubungan dan interaksi dengan lingkungannya baik materiil maupun sosial, semua itu tidak keluar dari tindakan penyesuaian diri atau adjustment. Tetapi apabila seseorang tersebut tidak dapat atau tidak bisa menyesuaikan diri dikatakan  kesehatan mentalnya terganggu atau diragukan

Dalam pandangan Islam, ada beberapa faktor yang dapat merusak kesehatan mental seseorang. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat merusak kesehatan mental dalam Islam:

  1. Dosa dan Maksiat Dosa dan maksiat dapat merusak kesehatan mental seseorang. Ketika seseorang melakukan dosa dan maksiat, hatinya akan dipenuhi oleh rasa bersalah dan penyesalan. Hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa tidak tenang dan tidak bahagia.
  2. Dendam dan Kebencian Dendam dan kebencian dapat merusak kesehatan mental seseorang. Jika seseorang terus-menerus merasa dendam atau benci pada orang lain, hatinya akan dipenuhi oleh rasa marah dan kekesalan yang tidak sehat. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi.
  3. Ketergantungan pada Dunia dan Harta Benda Ketergantungan pada dunia dan harta benda dapat merusak kesehatan mental seseorang. Jika seseorang terlalu terpaku pada harta benda dan kesenangan dunia semata, ia akan cenderung lupa akan kepentingan spiritualnya. Hal ini dapat menyebabkan rasa hampa dan kekosongan dalam hati.
  4. Penolakan dan Diskriminasi Penolakan dan diskriminasi dapat merusak kesehatan mental seseorang. Jika seseorang sering merasa ditolak atau didiskriminasi oleh orang lain, ia akan merasa tidak dihargai dan tidak diterima oleh masyarakat sekitar. Hal ini dapat menyebabkan rasa rendah diri, kecemasan, dan depresi.
  5. Stres dan Tekanan Stres dan tekanan yang berlebihan dapat merusak kesehatan mental seseorang. Jika seseorang terus-menerus mengalami stres dan tekanan, ia akan merasa terbebani dan tidak mampu menghadapi situasi yang sulit. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.

Dalam Islam, seseorang diharapkan untuk menghindari faktor-faktor tersebut yang dapat merusak kesehatan mental. Sebaliknya, seseorang diharapkan untuk mencari cara-cara untuk meningkatkan kesehatan mentalnya dengan mengikuti ajaran-ajaran agama, menjaga hubungan baik dengan orang lain, serta menjaga kesehatan fisik dan spiritualnya.

Kesehatan mental menurut Islam merupakan bagian integral dari keseluruhan kesehatan manusia. Dalam pandangan Islam, kesehatan mental meliputi aspek psikologis, sosial, spiritual, dan fisik. Islam sangat memperhatikan kesehatan mental individu dan menyarankan agar seseorang memperhatikan dan menjaga kesehatan mental mereka.

Berikut adalah beberapa pandangan Islam tentang terapi kesehatan mental:

  1. Tawakal dan Istiqomah Dalam Islam, tawakal atau kepercayaan pada Allah SWT merupakan kunci penting dalam menjaga kesehatan mental. Seorang muslim diharapkan dapat berserah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai situasi, baik senang maupun susah. Selain itu, istiqomah atau konsisten dalam melakukan amalan-amalan kebaikan juga dapat membantu menjaga kesehatan mental.
  2. Berdoa dan Berzikir Berdoa dan berzikir juga menjadi hal yang penting dalam menjaga kesehatan mental dalam Islam. Dalam Islam, berdoa dan berzikir dapat membantu seseorang untuk menghilangkan rasa takut, kekhawatiran, dan ketegangan. Selain itu, berdoa dan berzikir juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi stres.
  3. Menjaga Kesehatan Fisik Menjaga kesehatan fisik juga menjadi hal yang penting dalam menjaga kesehatan mental dalam Islam. Kesehatan fisik yang baik dapat membantu menjaga kesehatan mental seseorang. Menjaga kesehatan fisik dapat dilakukan dengan olahraga teratur, pola makan yang sehat dan cukup istirahat.
  4. Menghindari Hal-Hal yang Merugikan Kesehatan Mental Islam mengajarkan untuk menjauhi hal-hal yang dapat merugikan kesehatan mental seperti alkohol, narkoba, dan perilaku yang tidak sehat. Hal-hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang dan merusak keseimbangan emosional.
  5. Memperhatikan Hubungan Sosial Hubungan sosial juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dalam perspektif Islam. Memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain dapat membantu seseorang merasa lebih bahagia dan terpenuhi. Selain itu, menjaga hubungan sosial yang positif juga dapat membantu mengurangi stres.
  6. Tawakal dan Berserah Diri Kepada Allah SWT Dalam Islam, tawakal atau kepercayaan pada Allah SWT merupakan kunci penting dalam menjaga kesehatan mental. Seorang muslim diharapkan dapat berserah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi berbagai situasi, baik senang maupun susah. Menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT juga dapat membantu mengurangi stres dan kekhawatiran.

 KESIMPULAN

    Dalam mengatasi kesehatan mental yang melanda manusia modern saat ini, Islam memberikan berbagai solusi dari sisi keagamaan dan ilmu pengetahuan. Keimanan merupakan pangkal pokok dari semua timbulnya segala penyakit mental, karena dengan keimanan yang baik seseorang dapat megaplikasikan nilai-nilai keimanannya untuk diri sendiri, orang lain dan alam semesta, sehingga terciptalah manusia yang berorientasi kepada kebaikan bersama, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan bahagia di akhirat