Dr. Ebing Karmiza, A.Ma, S.Ud, M.Si
Perilaku sosial anak merupakan aspek penting dalam
perkembangan mereka, yang diparuhi oleh berbagai faktor, termasuk lingkungan
pergaulan. Lingkungan pergaulan mencakup teman sebaya, keluarga, dan masyarakat
di sekitar anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam dampak
lingkungan pergaulan terhadap perilaku sosial anak. Lingkungan ini sangat
berpengaruh karena anak-anak menghabiskan banyak waktu di luar rumah dan
berinteraksi dengan orang lain, yang akan membentuk norma dan karakter mereka sebagai
individu (Berk, 2018).
1. Pengertian Perilaku Sosial Anak
Perilaku sosial anak adalah cara anak berinteraksi dengan
orang lain, yang mencakup sikap, perilaku, dan norma yang diterapkan dalam
interaksi sosial. Perilaku ini sangat penting untuk perkembangan sosial dan
emosional anak, serta mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi,
berkolaborasi, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain (Santrock,
2019). perkembangan ini melalui proses belajar sosial, di mana anak mengamati
dan meniru perilaku orang dewasa dan teman sebayanya.
Perilaku sosial yang positif mencakup kemampuan untuk
berbagi, berempati, dan bekerja sama, sedangkan perilaku negatif dapat mencakup
agresi, isolasi sosial, dan perilaku antisosial. Menurut Eisenberg (2014),
empati adalah salah satu kunci untuk membangun hubungan sosial yang sehat pada
anak. Oleh karena itu, pengertian perilaku sosial anak sangat luas dan
berpengaruh pada kesehatan mental mereka di masa depan.
2. Lingkungan Pergaulan
Lingkungan pergaulan anak terdiri dari berbagai elemen,
including keluarga, teman sebaya, sekolah, dan komunitas. Setiap elemen ini
memberikan kontribusi terhadap perkembangan perilaku sosial anak. Misalnya,
keluarga adalah unit pertama di mana anak belajar norma dan nilai-nilai sosial
(Bronfenbrenner, 1979). Keluarga yang mendukung dan positif dapat menumbuhkan
kepercayaan diri anak serta keterampilan sosial yang baik.
Teman sebaya juga memainkan peran yang sangat penting.
Mereka memberikan anak kesempatan untuk belajar berinteraksi dengan orang lain
di luar lingkungan keluarga. Pertemanan dan pengalaman sosial di luar rumah
dapat membentuk identitas sosial dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
anak (Hartup, 1996). Oleh karena itu, penting bagi anak untuk memiliki
pergaulan yang baik dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
3. Pengaruh Keluarga terhadap Perilaku Sosial Anak
Keluarga memainkan peran kunci dalam membentuk perilaku
sosial anak. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua, komunikasi di dalam
keluarga, dan nilai-nilai yang diajarkan dapat mempengaruhi cara anak
berinteraksi dengan orang lain (Baumrind, 1991). Anak yang dibesarkan dalam
lingkungan keluarga yang positif cenderung memiliki perilaku sosial yang lebih
baik, seperti empati, kerjasama, dan menjaga hubungan yang sehat.
Orang tua yang berakar pada komunikasi dua arah dan
membangun kepercayaan dengan anak-anak mereka berpotensi meningkatkan
keterampilan sosial anak. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan pola
asuh yang otoritatif lebih cenderung menunjukkan perilaku prososial dan
memiliki hubungan yang lebih baik dengan teman sebaya mereka (Lansford, 2018).
Sebaliknya, pola asuh yang kurang positif dapat menyebabkan masalah perilaku
yang lebih besar.
4. Pengaruh Teman Sebaya
Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan
perilaku sosial anak, terutama saat mereka memasuki usia remaja. Anak-anak
cenderung meniru perilaku dan sikap teman-teman mereka. Menurut Brown (2004),
pengaruh teman sebaya menjadi semakin signifikan saat anak masuk ke dalam fase
perkembangan awal remaja, di mana mereka mencari identitas dan penerimaan
sosial.
Jika anak bergaul dengan teman-teman yang memiliki perilaku
sosial yang positif, seperti saling menghormati dan membantu satu sama lain,
maka anak tersebut juga akan mengembangkan perilaku yang sama (Repacholi &
Gopnik, 1997). Namun, jika anak bergaul dengan teman-teman yang terlibat dalam
perilaku negatif, seperti bullying atau penyalahgunaan zat, maka perilaku
sosial mereka bisa terpengaruh secara negatif.
5. Lingkungan Sekolah dan Komunitas
Lingkungan sekolah juga berperan penting dalam membentuk
perilaku sosial anak. Interaksi dengan guru dan teman sekelas memberikan anak
kesempatan untuk belajar keterampilan sosial, seperti kerjasama, komunikasi,
dan penyelesaian konflik (Wentzel, 2003). Sekolah yang mendukung lingkungan
sosial yang positif dapat meningkatkan perilaku sosial anak melalui
program-program yang memperkuat hubungan interpersonal.
Komunitas di sekitar anak juga memberikan dampak signifikan.
Kegiatan sosial, organisasi, dan program pengembangan masyarakat dapat
memberikan anak pengalaman berharga dalam berinteraksi dengan berbagai
individu, membangun rasa empati, dan meningkatkan keterampilan sosial mereka
(McLoyd, 1998). Dengan adanya dukungan dari lingkungan sosial yang luas,
anak-anak dapat berkembang menjadi individu yang lebih baik secara sosial.
6. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perilaku Sosial Anak
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku
sosial anak termasuk:
- Lingkungan
Ekonomi: Anak yang tumbuh dalam lingkungan ekonomi yang baik
cenderung memiliki akses lebih besar terhadap pendidikan dan kegiatan
sosial, yang dapat meningkatkan perilaku sosial mereka. Penelitian
menunjukkan bahwa kondisi ekonomi yang baik berhubungan dengan
pengembangan keterampilan sosial yang lebih baik pada anak (Duncan &
Brooks-Gunn, 1997).
- Budaya: Nilai
dan norma budaya juga mempengaruhi perilaku sosial anak. Dalam beberapa
budaya, kolaborasi dan kerja sama sangat dihargai, sementara dalam budaya
lain, individu mungkin lebih dihargai. Perbedaan ini dapat mempengaruhi
cara anak berinteraksi dengan orang lain (Hofstede, 2001).
- Teknologi
dan Media Sosial: Di era digital ini, media sosial juga berperan
dalam membentuk perilaku sosial anak. Penggunaan media sosial dapat
meningkatkan interaksi sosial, tetapi juga dapat menimbulkan masalah
seperti cyberbullying dan tekanan sosial (Kraut et al., 2002).
7. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, jelas bahwa lingkungan pergaulan
memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku sosial anak. Keluarga, teman
sebaya, sekolah, dan komunitas semuanya berkontribusi dalam membentuk cara anak
berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi orang tua,
pendidik, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang positif dan
mendukung bagi perkembangan perilaku sosial anak.
Melalui pemahaman yang lebih baik tentang dampak lingkungan
pergaulan, kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mendukung
perkembangan sosial anak dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi
mereka.
Daftar Pustaka
Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style on
adolescent competence and substance use. Journal of Early Adolescence,
11(1), 56-95.
Berk, L. E. (2018). Development Through the Lifespan.
Pearson Education.
Bronfenbrenner, U. (1979). The Ecology of Human Development:
Experiments by Nature and Design. Harvard University Press.
Brown, B. B. (2004). Adolescents' Relationships with Peers.
In Handbook of Adolescent Psychology (pp. 308-337). Wiley.
Duncan, G. J., & Brooks-Gunn, J. (1997). Income Effects
Across the Life Span. In Consequences of Growing Up Poor (pp.
596-610). Russell Sage Foundation.
Eisenberg, N. (2014). The Development of Prosocial Behavior.
Academic Press.
Hartup, W. W. (1996). The Social World of Children. Developmental
Psychology, 32(4), 615.
Hofstede, G. (2001). Culture's Consequences: Comparing
Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations. Sage
Publications.
Kraut, R., Patterson, M., Lundmark, V., Kiesler, S.,
Mukopadhyay, T., & Scherlis, W. (2002). Internet Paradox: A Social
Technology That Reduces Social Involvement and Psychological Well-Being? American
Psychologist, 53(9), 1017-1031.
Lansford, J. E. (2018). Parents’ Affects on Children’s
Social Behavior: A Developmental Perspective. Child Development
Perspectives, 12(2), 79-84.
McLoyd, V. C. (1998). Socioeconomic Disadvantage and Child
Development. American Psychologist, 53(2), 185-204.
Repacholi, B. M., & Gopnik, A. (1997). Early Reasoning
about Desire: Children’s Understanding of the Relation between Desire and
Action. Child Development, 68(5), 868-879.
Santrock, J. W. (2019). Life-Span Development. McGraw-Hill
Education.
Wentzel, K. R. (2003). Social Relationships and Motivation
in Middle School: The Role of Parents, Teachers, and Peers. Journal of
Educational Psychology, 95(1), 89-100.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar