Senin, 11 April 2022

Pendidikan Dalam Tinjauan Filsafat Islam

Ebing Karmiza



 Pendidik dalam perspektif pendidikan islam dapat dipahami sebagai orang yang bertanggung jawab  terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaanya  sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.

Adapun pendidik dalam kaitanya dengan pendidikan terhadap orang lain pada garis besarnya dapat dikategorikan kedalam orang tua, guru dan masyarakat.
1.    Orang tua
2.    Guru
3.    Masyarakat.
Jika kita mencoba mengikuti petunjuk al-Qur’an, akan dijumpai informasi bahwa yang menjadi pendidik itu secara garis besarnya ada empat, yaitu:
1.    Allah SWT, sebagai guru Allah menginginkan umat manusia menjadi baik dan bahagia hidup di dunia dan di akhirat.
2.    Nabi Muhammad SAW, Allah meminta beliau agar membina masyarakat dengan perintah berda’wah.
3.    Kedua orang tua, secara moral dan teologis merekalah yang diserahi tangungjawab mendidik anaknya.
4.    Orang lain/guru.
Karakteristik Pendidik menurut Muhammad Athiyah al-Abrasy menyebutkan tujuh sifat yang harus dimiliki guru, yaitu:
1.    Seorang guru harus memiliki sifat zuhud.
2.    Seorang guru harus memiliki jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk.
3.    Seorang guru harus ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.
4.    Seorang guru juga harus bersifat pemaaf terhadap muridnya.
5.    Seorang guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai seorang bapak sebelum ia menjadi seorang guru.
6.    Seorang guru harus mengetahui bakat, tabiat, dan watak murid-muridnya.
7.    Seorang guru harus menguasai bidang studi yang akan diajarkannya.

Tinjauan Filosofis Tentang Peserta Didik
Peserta didik merupakan subyek atau obyek pendidikan yang memerlukan bimbingan orang lain (pendidik) untuk membantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan mampu dikembangkan secara optimal tanpa bantuan dari pendidik.
Oleh karena itu, perlu diketahui tentang hakikat peserta didik dan implikasinya dalam pendidikan, yaitu :
1.    Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa, akan tetapi memiliki dunianya sendiri.
2.    Peserta didik adalah manusia yang memiliki deferensiasi periodisasi perkembangan dan pertumbuhan.
3.    Peserta didik adalah manusia yang memilki kebutuhan, baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi.
4.    Peserta didik adalah makhluk Allah yang memilki perbedaan individu (differensiasi individual), baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
5.    Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani.
6.    Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
Agar pelaksanan pendidikan islam dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan diharapkan, maka setiap peserta didik hendaknya senantiasa menyadari tugas dan kewajibanya.
Selanjutnya Asma Hasan Fahmi menyebutkan empat akhlak yang harus dimiliki anak didik, yaitu:
1.    Seorang anak didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa sebelum ia menuntut ilmu.
2.    Seorang anak didik harus mempunnyai tujuan menuntut ilmu.
3.    Seorang anak didik harus tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
4.    Seorang anak didik wajib menghormati guru.

Tinjauan Filsofis Tentang Kurikulum.
·      Asas Pendidikan
Menurut Nana Sudjana asas-asas dalam pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan kurikulum yaitu:
1.    Asas filosofis dipakai sebagai penentu arah kemana pendidikan akan dibawa.
2.    asas sosial budaya kurikulum hendaknya dapat mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal terjadi di masyarakat saat ini.
3.    asas psikologis berguna untuk mengetahui unsur-unsur psikologis kaitanya dengan pendidikan. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam.
Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan islam adalah pencerminan nilai-nilai islami yang dihasilkan dari pemikiran filsafat yang termanisfestasikan dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam praktiknya.
·      Prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al- Syaibany menyebutkan ada tujuh prinsip kurikulum pendidikan islam, yaitu :
1.    Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2.    Prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan  kurikulum.
3.    Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
4.    Prinsip keterkaitan antara bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan pelajar.
5.    Prinsip pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual di antara para pelajar, baik dari segi minat maupun bakatnya.
6.    Prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat.
7.    Prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.
Kurikulum hendaknya mempertimbangkan masalah-masalah belajar dan mengajar, kedudukan dan peranan sekolah dimasyarakat, tuntutan masyarakat terhadap sekolah, kebijaksanaan politik dan kemajuan teknologi serta pengetahuan. Jadi, kurikulum bukan sekedar seperangkat mata pelajaran, melainkan ajang kehendak politik, tuntutan, dan aspirasi masyarakat, upaya personal pendidikan untuk disampaikan kepada generasi muda sebagai bekal hidup.

Jenis-jenis Tujuan Pendidikan Islam

Sebelum berbicara mengenai jenis-jenis tujuan dalam Pendidikan Islam, terlebih dahulu akan dikemukakan fungsi tujuan. Adapun fungsi tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:

1.      Pembinaan kepribadian (nilai formal)

a.       Sikap (attitude)

b.      Daya pikir praktis rasional

c.       Obyektivitas

d.      Loyalitas kepada bangsa dan ideology

e.       Sadar nilai-nilai moral dan agama

2.      Pembinaan aspek pengetahuan (nilai material), yaitu materi ilmu itu sendiri.

3.      Pembinaan aspek kecakapan keterampilan (skill) nilai-nilai praktis.

4.      Pembinaan jasmani yang sehat.

Dan jenis-jenis tujuan pendidikan islam, terdapat beberapa pendapat dari para ahli. Menurut Al-Syaibany (1979: 405-424) membagi tujuan pendidikan islam menjadi 3 yaitu:

1.      Tujuan Tertinggi (Akhir)

Yang menjadi tujuan tertinggi pendidikan Islam ialah persiapan untuk kehidupan di dunia dan akhirat.

2.      Tujuan Umum

Yang menjadi tujuan umum pendidikan islam ialah antara lain pembinaan akhlak, pendidikan akal, penumbuhan bakat anak, penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan.

3.      Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

a.       Memperkenalkan akidah Islam dan ibadah kepada generasi muda

b.      Menumbuhkan kesadaran pelajar terhadap agama

c.       Menanamkan keimanan kepada Allah, malaikat, rasul, kitab suci, dan hari akhir

d.      Menumbuhkan minat generasi muda untuk menambah pengetahuan di bidang adab dan keagamaan

e.       Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam

f.        Menumbuhkan sikap-sikap mulia, serta membersihkan hati dari sifat-sifat tercela.

Selanjutnya menurut Nurcholis Madjid (2000: 142), kesadaran akan tujuan sementara dan tujuan akhir kehidupan tersebut dalam bahasa yang lebih khusus disebut “taqwa”. Dengan melihat hubungan logis antara urusan dunia dan urusan akhirat dalam pengertian aspek jangka pendek dan jangka panjang kegiatan kehidupan manusia yang menjalankannya dengan penuh tanggungjawab kepada Allah dan kepada sesama manusia.

Pendidikan harus ditujukan kearah pertumbuhan yang berkesinambungan dari kepribadian manusia yang menyeluruh melalui latihan spiritual, kecerdasan dan rasio, perasaan dan panca indera. Oleh karenanya, pendidikan harus memberikan pelayanan kepada pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, yaitu aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, linguistic, baik secara individual maupun kolektif serta mendorong semua aspek itu ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan.

Adapun yang menjadi tujuan akhir pendidikan Islam adalah bentuk penyerahan diri terhadap Allah pada tingkat individual, masyarakat, dan pada tingkat kemanusiaan pada umumnya. Pada dasarnya tujuan pendidikan Islam itu sangat luas karena meliputi aspek fisik, mental, potensi akal pikiran dan mempersiapkan manusia untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa. (Moch Haitami Salim dan Erwin Mahrus 2006: 43-44)

Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Filsafat Islam

Dalam perspektif filsafat, tujuan pendidikan dibedakan menjadi 3 macam, antara lain:

1.      Tujuan Individual, yaitu suatu tujuan yang menyangkut individu, melalui proses belajar dalam rangka mempersiapkan dirinya dalam kehidupan dunia dan akhirat.

2.      Tujuan Sosial, yaitu suatu tujuan yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan, dan dengan tingkah laku umumnya serta dengan perubahan-perubahan yang diinginkan pada pertumbuhan pribadi, pengalaman dan kemajuan hidupnya.

3.      Tujuan Profesional, yaitu tujuan yang menyangkut pengajaran sebagai ilmu, seni, dan profesi dan sebagai suatu kegiatan dalam masyarakat. (Arifin dalam Hamdani Ihsan 1998: 86-87)

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan dalam perspektif filsafat islam adalah mengarahkan kepada seorang muslim untuk menjadi manusia paripurna, yaitu manusia yang senantiasa berupaya untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat, berguna bagi masyarakat dan alam sekitarnya, serta dapat professional dalam bidangnya.


Kesimpulan

Tujuan pendidikan islam ialah batas akhir yang dicita-citakan yang akan tercapai melalui usaha-usaha yakni usaha pendidikan islam. Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat.

Menurut Al-Syaibany tujuan pendidikan islam dijabarkan menjadi tujuan akhir, tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun yang menjadi tujuan akhir pendidikan Islam adalah bentuk penyerahan diri terhadap Allah pada tingkat individual, masyarakat, dan pada tingkat kemanusiaan pada umumnya.

Tujuan pendidikan dalam perspektif filsafat islam adalah mengarahkan kepada seorang muslim untuk menjadi manusia paripurna, yaitu manusia yang senantiasa berupaya untuk keselamatan dan kebahagiaan hidupnya di dunia dan akhirat, berguna bagi masyarakat dan alam sekitarnya, serta dapat professional dalam bidangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar