Selasa, 21 Juni 2022

Sihir dan Dunia Perdukunan Dalam Al-Qur’an Serta Eksistensinya Di Era Modern

Ebing Karmiza

Kemajuan peradaban manusia, seringkali diukur dengan kemajuan teknologi dan semakin lepasnya masyarakat dari praktik-praktik berbau tahayul. Namun begitu, di zaman sekarang ini praktik perdukunan justru marak bak cendawan di musim penghujan. Penting diketahui, sebenarnya praktik perdukunan bukanlah khas masyarakat tribal (kesukuan) dan tradisional yang melambangkan keterbelakangan. Bangsa maju dan modern di Eropa dan Amerika yang mengagungkan  rasionalitas  juga  punya  sejarah  perdukunan,  berwujud santet (witchcraft).

Di Indonesia, praktik perdukunan memiliki akar kuat dalam sejarah bangsa, bahkan dukun dan politik merupakan gejala sosial yang lazim. Kontestasi politik untuk merebut kekuasaan pada zaman kerajaan di Indonesia pramodern selalu ditopang kekuatan magis. Semua ini  memberikan  gambaran  yang  nyata,  bahwa perdukunan memang sudah dikenal lama oleh masyarakat kita. Dan ilmu sihir pun turun-menurun saling diwarisi oleh anak-anak bangsa, hingga saat ini para dukun masih mendapatkan tempat bukan saja di sisi masyarakat tradisional, tetapi juga di tengah lingkungan modern.

Banyak yang pergi ke dukun kemudian percaya pada kekuatan magis atau sihir dukun tersebut. Dalam menjalankan praktik perdukunan tak mengenal status sosial: kelas bawah, menengah bahkan atas. Sensasi para dukun itu mampu melampaui  semua  tingkat  pendidikan.  Banyak  di  antaranya yang datang ke dukun merupakan representasi orang-orang terpelajar yang berpikiran rasional. Belakangan, di Indonesia fenomena perdukunan dan ramalan semakin menggeliat seiring dengan suasana yang kondusif bagi para pelakunya untuk tampil berani tanpa ada beban. Berapa banyak iklan-iklan yang  menawarkan  jasa  meramal  cukup  via  SMS,  yang  dalam  istilah mereka bermakna Supranatural Messages Service. Atau juga, praktik pengobatan alternatif yang sudah menjadi suguhan iklan harian di koran- koran dan tabloid, dan parahnya lagi ada yang berpenampilan kayak seorang Ustad atau Kyai namun praktek pengobatannya perdukunan/ ilmu sihir.

Sering kali ditemukan di masyarakat saat ini   penderita   penyakit   yang   tidak terdeteksi penyakitnya sekalipun telah memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran. Dan ternyata salah satu penyebabnya adalah karena penyakit tersebut merupakan penyakit “pesanan” yang dikirim oleh para dukun dengan menggunakan kekuatan ghaib bernama setan Peramalan (Kahānah) menurut Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari adalah pengakuan seseorang yang dapat mengetahui ilmu gaib, seperti mengetahui tentang apa yang akan terjadi di bumi. Asal-muasal kahānah adalah pendengaran jin terhadap malaikat kemudian disampaikan kepada dukun (paranormal)[1]. Paranormal  biasanya  mengaku  tahu  sesuatu  yang  gaib,  padahal Allah Swt menjelaskan bahwa yang mengetahuinya hanya Dia. Dan Allah Swt hanya memberitahukan ilmu gaib tersebut kepada para Rasul yang diridhoi-Nya saja, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Jin  ayat ke  26-27 sebagai berikut;

Menurut Zamakhsyari, informasi diatas menolak keberadaan para kahin dan Ahli Nujum. Karena dalam ayat ini dijelaskan bahwa hal gaib hanya diberikan secara khusus bagi pengemban risalah kenabian[2].

Pada ayat di atas dapat diketahui bahwa para Rasul yang terpilih sajalah yang diberi tahu oleh Allah Swy tentang ilmu gaib. Itu pun hanya sebagian kecil saja dari seluruh Ilmu Allah Swt, maka barang siapa yang mengaku mengetahui perkara yang gaib maka dia telah mendustakan al-Quran dan barang siapa mendustakan al-Quran meskipun hanya satu ayat saja maka dia telah kafir kepada Allah Swt.

Seiring dengan pergantian tahun, jika dicermati dengan seksama, maka terdapat fenomena yang memprihatinkan sekaligus mencemaskan, banyak orang yang datang ke paranormal untuk mengetahui peruntungan nasibnya di tahun itu. Media infotaiment ramai-ramai mewawancarai paranormal untuk mengetahui peruntungan para selebritis di tahun itu. Mulai dari peruntungan rezeki, perjodohan, perceraian, bencana alam, sampai kematian pun di teropong oleh paranormal (kahin).

Sederet nama-nama paranormal yang sedang naik daun ditampilkan di televisi, sampai banyak orang yang hafal dengan mereka. Mulai dari Mama Laurent yang sempat dihebohkan dengan ramalan hari kiamatnya dan akhirnya sudah meninggal lebih dulu, Ki Joko Bodo, Suhu Acai, Ki Gendeng Pamungkas dan masih banyak lagi yang lainnya, para normal ini banyak dimintai pendapat dan terawangannya akan segala sesuatu yang terjadi di tahun itu. Tanpa disadari, sebagian  masyarakat  telah  kembali  ke  zaman  jahiliyah.  Suatu  masa  di mana kebodohan manusia terjadi, termasuk salah satunya adalah percaya terhadap paranormal. Allah berfirman dalam al-Quran An-Naml: 65.

Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy, sesuatu yang gaib adalah semua urusan yang berkaitan dengan akhirat dan semua urusan di dunia yang tidak mampu diketahui dengan jalan biasa. Diantara sesuatu yang gaib adalah waktu terjadinya kiamat[3]

Diriwayatkan  oleh  Masyruq  dari  Aisyah,  katanya:  “barangsiapa yang  menyatakan  Muhammad  mengetahui  apa  yang  terjadi  esok  hari berarti dia membuat suatu kebohongan terhadap Allah Swt. Sebab, Allah Swt berfirman: katakanlah, hai Muhammad, tidak ada orang yang berada di langit dan di bumi yang mengetahui barang yang gaib selain Allah Swt sendiri.

Masyarakat pada era modern sekarang sudah tidak menggunakan akal  sehatnya  dalam  berfikir  dan  menyelesaikan  permasalahan  yang mereka  hadapi,  hingga  mereka  banyak  yang  mendatangi  paranormal (kāhin) untuk mencari solusi dalam permasalahan yang mereka hadapi. Sedangkan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam, mereka sudah tahu akan larangan dan akibat dari perbuatan mereka tersebut, tetapi kenapa mereka masih meminta bantuan kepada selain Allah Swt.  Apa mereka sudah kehilangan   akalnya, Ataukah mereka tidak mempercayai adanya pertolongan Allah Swt. Padahal dalam surat al-Fatihah telah jelas bahwa  meminta  pertolongan  itu  hanyalah  kepada  Allah.  Firman  Allah SWT. dalam surat Al-fatihah yang berbunyi sebagai berikut

Dalam ayat ini umat Islam diwajibkan untuk meminta pertolongan kepada Allah Swt bukan kepada selain-Nya. Orang yang meminta pertolongan  kepada  paranormal  misalnya,  bertanya  tentang peruntungannya, dimudahkan urusannya saat menghadapi kesulitan, berarti telah sesat dan menyimpang dari syariat yang telah ditetapkan Allah Swt. Orang  tersebut  telah  mengerjakan  kegiatan  keberhalaan  yang  pernah berkembang luas dalam masyarakat sebelum Islam.

Melihat sedemikian banyaknya fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai praktek perdukunan dan ilmu sihir yang semakin parah, kalau di zaman jahiliyah jelas bentuk tukang sihirnya, namun di era modern bentuk tukang sihir bisa menyerupai seorang ustad atau kyai, yang menggunakan sorban, ghamis serta menggunkan ayat-ayat al-Qur’an untuk membuat masyarakat percaya. Tentu praktek seperti ini sangat mengherankan bisa banyak yang tertipu, perkembangan Islam sudah maju,ilmu sudah lebih mudah di dapatkan, kemudian kemajuan teknologi sudah pesat dan bisa menjawab banyak tantangan yang belum terpecahkan, akan tetapi banyak orang-orang berpendidikan dan berilmu masih pergi ke dukun/ tukang sihir.

Zaenal Muttaqin, Sihir Dalam Perspektif Wahbah Zuhayli Kajian Terhadap Tafsir Al-Munir Qs. Al-Baqarah Ayat 102 Dalam Jurnal Penelitian Keislaman Vol 11 No. 1 2015. Kajian ini membahas tentang perspektif Wahbah Zuhayli tentang sihir. Hal ini dapat diketahui dari interpretasinya terhadap surah al-Baqarah ayat ke-102 yang terdapat pada kitab tafsirnya yang berjudul Tafsir al-Munir fi al-‘Aqi dah wa al-Syari’ah wa al- Manhaj. Tulisan ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan. Di samping itu, tulisan ini menggunkan dua metode untuk memperoleh pengetahuan tentang Zuhayli. Kedua metode tersebut  digunakan  secara  bersamaan.  Pertama, biografis,  untuk  menjelaskan  tentang kehidupan, lingkungan serta sosio-kultural yang melatar belakangi tokoh tersebut. Kedua, taksonomis, untuk menjelaskan tentang gagasan dan pemikirannya yang tertuang  dalam Tafsir al-Munir fi al-‘Aqi dah wa al-Syari’ah wa al-Manhaj mengenai sihir. Secara umum, Zuhayli memiliki metode penafsiran ayat ahkam khusunya tentang ayat sihir relatif sama dengan  mufassir-mufassir yang  terdahulu.  Akan  tetapi,  Zuhayli  dalam  penafsirannya memiliki karakter tersendiri yang ia sesuaikan dengan keahliannya dan mencoba menyesuaikan penafsirannya dengan kondisi dan tununan zaman, sehingga tafsirnya memberikan kontribusi dalam menjawab persoalan umat di era modern ini.

Nur Falikhah,  Santet dan Antropologi Agama dalam Jurnal Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 11 No. 22, Juli Desember 2012, 129-138. Beberapa penyakit memang bersifat kodrati, tetapi ada juga penyakit yang bukanlah penyakit kodrati.Artinya penyakit yang memang sengaja dikirimkan seseorang dengan kekuatan gaib. Penyakit ini dikenal dengan santet, tenung. Santet merupakan bagian dari ilmu hitam diyakini masih ada keberadaannya. Maksud dan tujuan dari pelaku santet biasanya adalah untuk tujuan negatif, menyakiti, merusak, atau destruktif yaitu dengan cara memasukkan benda-benda ke dalam tubuh si korban dengan bantuan makhluk gaib yaitu jin dan setan. Santet dijadikan cara untuk melemahkan lawannya. Unsur-unsur yang harus ada yaitu siapa yang melakukan, bagaimana caranya, ritual atau upacaranya, benda-benda, alat yang digunakan serta mantra atau doa. Santet yang merupakan bagian dari magi, ilmu gaib, ilmu sihir dan merupakan bentuk primitive dari agama   masih tetap ‘mendapatkan tempat’ di Indonesia disebabkan karena latar belakang kepercayaan masyarakat Indonesia yaitu animisme.

Muhammad Ihsan,Pengobatan Ala Rasulullah Saw Sebagai Pendekatan Antropologis Dalam  Dakwah   Islamiah Di Desa Rensing Kecamatan Sakra Barat dalam Jurnal Studi Keislaman dan Pendidikan Vol 4 No. 2 Tahun 2016. Dakwah menurut pengertian terminologi  dikemukakan oleh para ahli mengatakan bahwa dakwah adalah mendorong manusia agar berbuat kebajikan dan petunjuk,   menyeru mereka berbuat yang ma’ruf dan mencegah mereka terhadap perbuatan munkar,  agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebagian mengatakan bahwa Dakwah Islamiah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah dan kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul- Nya. Tujuan dakwah itu bukan untuk mencari dan memperbanyak pengikut,  tetapi untuk menyelamatkan dan menolong sesama manusia,  untuk membebaskan  dari berbagai masalah yang membelenggunya, yang menyebabkan penderitaan,   yang merugikan kehidupan,   yang menghambat kemajuan dan dapat merendahkan martabat manusia,   satu keturunan yaitu keturunan Adam yang berarti bersaudara.

Pengobatan ala Rasulullah SAW merupakan media dakwah yang menggunakan pendekatan dakwah ” bil hal”. Dakwah” bil hal” adalah kegiatan dakwah yang mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da’i secara luas atau yang dikenal dengan” action approach” atau perbuatan nyata.Misal pengobatan ala Rasulullah SAW bisa menyembuhkan penyakit stroke dengan metode bekam,   atau mengobati orang yang terkena sihir melalui Ruqyah Syari’ah. Bentuk- bentuk pengobatan yang digunakan masyarakat Rensing adalah pengobatan Bubus,  Aik Seruang,  Jampi- jampi, Pertus,  Asma’ Kontak,  yang khusus dipangku oleh Dukun Sasak dengan metode membacakan doa khusus atau mantra- mantra yang diwarisi oleh nenek moyang Dukun Sasak tersebut, kecuali pengobatan Asma’ Kontak yang tidak boleh diwarisi atau dijazahkan turun temurun ke anak cucu pemangku sebagaimana yang dilakukan sebagai tradisi oleh dukun- dukun Sasak yang lainya. Dengan adanya tradisi tersebut membuat pengobatan ini sulit untuk punah walaupun zaman sudah modern dan ilmu kedokteran sudah mengalami kemajuan pesat. Bentuk pengobatan sasak ini masih tradisional dan simpel hanya menggunakan mantra dan do’a khusus yang dibacakan didalam air,  daun sirih (yang dikombinasikan dengan pinang ,   kapur,   kencur) kecuali pengobatan pertus dan asma’ kontak yang hanya fokus pada mantra/ doa tanpa menggunakan wadah sperti halnya pengobatan yang lain.Yang jelas pengobatan sasak tersebut mengandung unsur kepercayaan  terhadap  benda-  benda  mati  atau  hidup  di  alam  nyata  dan metafisik yang mempunyai kekuatan magic luar buasa. Kekuatan magic yang supra natural itu akan dirasakan oleh pasen jika keyakinan pasen itu kuat terhadap  pengobatan  tersebut.Pengobatan  Sasak  ini  termasuk  pengobatan syirik,   jika Dukun Sasak meyakini hanya yang bisa menyembuhkan penyakit tersebut adalah mahluk gaib dan benda- benda mati lainya.Begitu juga dengan yang berobat apabila meyakini Dukun Sasak/ Dokter/ Obat adalah sebagai penyembuh penyakit,   termasuk syirik karena menyalahi kaidah pengobatan sebagaimana  yang  dijelaskan  oleh  Rasulullah  SAW  dalam  kitab  Thibbun Nabawi. Meyakini Dokter/ Dukun Sasak/ obat itu boleh jika hanya sebatas perantara. Karena sesungguhnya yang mendatangkan penyakit dan menyembuhkan penyakit hanya Allah SWT semata.

Menyikapi hal tersebut pengobatan ala Rasulullah SAW sebagai pendekatan antropologis dalam dakwah Islamiah memberikan peranan penting dalam membentuk keperibadian masyarakat Rensing. Dalam hal Ibadah,  sosial dan keimanan kepada Allah SWT,   memberikan solusi alternatif dan mudah dijangkau oleh masyarakat ketika menggunakan metode pengobatan tersebut.

Di  antara    metode  pengobatan  ala  Rasulullah  SAW  yang  memberi pengaruh  besar  terhadap  masyarakat  Rensing  adalah  metode  pengobatan bekam yang dikombinasikan dengan Ruqyah yang bersumber dari ayat- ayat Al- Qur’an.  Karena  pengobatan  ini  bisa  memberikan  kesembuhan  dari  segala macam  penyakit,     baik  penyakit  jasmani  dan  rohani.  Berdasarkan  hasil penelitian dan fakta yang di temukan dilapangan.

Hurmain, Sihir Dalam Pandangan Al-Qur’an dalam Jurnal Ushuluddin Vol. 21 No. 1 Tahun 2014. Sihir adalah perbuatan ajaib yang dilakukan dengan pesona dan kekuatan ajaib (guna- guna, mantra atau jampi) yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti penangkal dan mencelakai orang lain. Karena itu sihir bisa menimbulkan dampak beraneka ragam, seperti sakit, kematian, kebencian, gairah syahwat dan penceraian serta perselingkuhan.  Dalam Al-Qur’an  tidak kurang dari 30 ayat bicara mengenai sihir. Antara lain surat Al-Baqarah ayat 102 yang menjadi fokus telaah ini. Asbabunuzul ayat ini, diatarbelakangi tuduhan kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. bahwa ajaran yang dikembangkan belia itu, adalah sihir, lalu turun ayat 102 Al-Baqarah ini. Dalam ayat ini Allah menceritakan perbuatan sihir orang Yahudi di zaman Nabi Sulaiman. Tujuan mereka memutar balikkan fakta dan pembangkangan terhadap kitab Taurat yang benar. Dan ilmu sihir yang mereka kembangkan, tidak ada relevansinya dengan ajaran Nabi Sulaiman. Mempelajari ilmu sihir menurut sebagian ulama tafsir, adalah boleh yang dilarang menggunakan  ilmu itu untuk kejahatan. Menurut para ahli tafsir, ilmu sihir termasuk ilmu yang tercela, merugikan bagi diri si penyihir dan yang terkena sihir. Karena itu kedua belah pihak bisa dikenakan sebagai sikap penolakan kebenaran atau kekafiran



[1] Yusuf Qardhawi, Alam Gaib, ter, H. M. Wahib Aziz, Jakarta, Senayan Abadi Publishing, 2003, Cet Ke-1, hlm. 195

[2] Al-Zamakhsyari, Tafsir al-Kasysyaf, Beirut:Dar al-Kutub al-ilmiyah, Juz-4, hlm.619 - 620.

[3] Hasbi Ash-Shiddieqy, tafsir Alquranul Majid “AN-NUUR”, Semarang, PT Pustaka Rizki Putra, 2000, Jilid-4, hlm. 3023


Tidak ada komentar:

Posting Komentar